Senin, 31 Oktober 2016

Di Atas Langit masih banyak Langit [read: GIMSCO 2016]

Kami tutup perjalanan ini dengan doa dan perenungan bersama. Ya kami, Saya, Gilsuk, Asad, Peter.
Beberapa bulan lalu diadakan seleksi peserta IMO dan GIMSCO dikampus [read: OLYMPUS] oleh HMPD. Dan singkat cerita kami terpilih menjadi delegasi FK UNS untuk GIMSCO 2016. Dan kami tercatat sebagai delegasi resmi pertama dari FK UNS sejak GIMSCO ke 2. Kabarnya, GIMSCO pertama tahun 2012 sudah ada mas mbak 2009 yang kebetulan asisten anatomi tahun itu berangkat. Tetapi terus vacuum sampai tahun ini. 
alhamdulillah setelah tahun lalu saya coba mengajukan proposal buat berangkat tapi keburu kuota penuh, tahun ini dengan izinNya bisa berangkat.

Pelajaran berharga

Pertama, beberapa minggu kami belajar bersama [read; yang paling  efektif sekitar 1-2 minggu sih, Karena padatnya jadwal dan ada UB juga. Hmm]. Yang memaksa kami untuk “belajar” lagi. Panitia lomba memberikan silabus yang luas bet, sehingga kami kebingungan mau belajar dari mana. Wkwkw akhirnya kami putuskan pakai beberapa literature yang lazim di pakai [read; moore, grays, neuroanatomi duus, sobotta]. Karena judul kompetisinya GIMSCO “olimpiade anatomi”, eh ternyataa soalnya……hampir klinis semua.. wow… jadi intinya pelajaran pertama adalah membuatku “belajar” lagi.
Kedua, sepertinya osn fisika pas SMA jadi momen “lomba” yang bener2 lomba bagiku terakhir, sebelum ikut ini. Hehe… dan akhirnya saya merasakan suasana lomba lagi yang ada dag dig dug nya…kuliah ini sesat banget nggak pernah bisa ikut lomba :D
Sekilas mengenai perlombaan
GIMSCO terdiri dari 4 babak:
1.       Babak Penyisihan Tahap 1,
Di babak ini 95 tim / 190 orang dibagi 3 shift. Kalo di UNS yaa semacam response anat gitu guys. Ada 60 soal full English. Gregett!! Ampe kringetaannn pokok.ee
Jadi satu pelajaran yg bisa saya ambil disini, ilmu anatomi basic yg dimaksud itu udah klinis yang di anggep di kampus kite. Haha yaa bukan njelek2in kampus sendiri sih. Tapi kalo “emang” model soal2 responsi “mahasiswa” non peserta gimsco seperti itu bentuknya. Sepertinya emang kita perlu berbenahh :)
Contoh soal, yang ditunjuk pancreas. Apabila terjadi keganasan dicaput akan menimbulkan nyeri. Maka perlu dilakukan pengangkatan ganglion dari syaraf yang menginervasi organ tsb. Ganglion apakah yg dimaksud?... (model2 soal prof. satimin tapi lebih diaplikasikan klinis. Soo… jangan takut. InsyaAllah UNS bisa)..
Biidznillah, kami ber 4 lolos ke tahap 2. Alhamdulillah masuk ke 60 pertama. (kita GIMSCO 1).
2.       Babak Penyisihan Tahap 2,
Di tahap ini, 60 tim dibagi ke beberapa ruangan untuk mengerjakan 100 soal (70 isian singkat, 25 benar/salah, 5 melengkapi soal cerita.
Alhamdulillah, kami masuk ke 25 besar. Qodarullah. *pas pengumman saya ama gilsuk dhuha di masjid Karena nggak kuat simpatis bekerja penuh. Wkwkwk
3.       Babak Semifinal
Di babak ini dari 25 tim yang lolos BPT 2, di bagi 5 ruangan untuk LCT/ Lomba Cepat Tangkas.  3 sesi : soal wajib, Lemparan, Rebutan. Nah qodarullah, kami kalah di sini. Dan lagi2 qodarullah, UNS 2 Tim di satu ruangan :D :) :(
4.       Babak final,
Karena kami nggak lolos dibabak ini, nggak bisa cerita banyak tapi intinya, ada tahap tentamen/ preparat, presentasi kasus, LCT, dan tebak kata nomina antomica.

Intinya pelajaran berharga kedua, dari momen2 lomba yang ada ini menjadi sebuah pelajaran bahwa masih banyak langit di atas langit.
“berkesempatan mengikuti gimsco ini membuatku semakin yakin bahwa aku masih goblok”

Tamparan Hangat bagi Kita

Mengamati dan beberapa kali diskusi sediki kami bisa menyimpulkan, dan seharusnya bisa menjadi renungan kita bersama. Melihat dari finalis dan hasil juaranya. Coba kita renungkan bersama [kita = mahasiswa UNS lebih spesisfik FK UNS dan lebih spesifik lagi Program Studi Kedokteran UNS, karena pesertanya kemarin dari PSK].
Dari juara 1, undip, beberapa catatan yang kami ketahui. Dukungan dari fakultas dan prodi sangat kuat. Namun selain itu dari system pembelajaran yang ada di sana walaupun sudah memakai system blok, tetapi tahun pertama masih full ilmu kedokteran dasar [read; anatomi, fisiologi, histo, biokim]. Jadi cukup ngelontok… apa lagi yaa, disana kaprodinya dr.. Sp.BS., PAK. Implikasinya sepertinya dari power yang dihasilkan lebih besar. Dosen2nya, khususnya anatomi cukup ketat. Mereka punya diktat/ BPP yang katanya sih detail dan sampai sekarang masih dipake sejak th 80an. Kalo dibanding kita, yang udah diringkesin banget2, masih banyak ngeluh. Masihkah kita stay di zona nyaman?
Juara 2,3,4 dari Universitas lambung mangkurat. Menurut saya kita perlu mencontoh banyak dari Unlam ini. Ini opini saya saja ya, saya sempat berkecimpung dengan mahasiswa2 delegasi unlam. Dan hampir di semua bidang ada dan sukses2. Di ISMKI, juara SMC di UNS, dan ini. Coba renungkan bersama... apa yang membuat mereka mampu seperti itu. Mohon maaf, padahal mereka dikalimantan. Kalau alasannya kita gagal Karena jauh dari ibu kota, mereka lebih jauh… lalu masihkah kita masih stay di zona nyaman?
Juara 5, unair. Satu yang saya ketahui. RS Soetomo, tidak hanya menjadi tempat coass dari unair, tapi juga beberapa institusi lain. Jadi doktrin yang ada, loe jangan malu2in unair. Jadi belajar baek2 sono. Lalu bagaimana percoassan kita? Yaa saya belum mengalami sih. Tapi sekilas kan emang muwardi cuman dari uns doang. Soo mungkin kita msih di zona nyaman :)

“mungkin kita masih terlalu berada di zona nyaman”

So, kesimpulannya:
1.       Kegagalan ini mungkin menjadi ruang kesedihan tersendiri bagiku. Wkwkw alay bet bahasanya. Tapi beneran. Sedih belum bisa membuat bangga nama UNS :( maaf yaaa semuaa :) kami cuman bisa sampe semifinal. semoga delegasi selanjutnya bisa lebih  baik. insyaAllah kami sudah catatkan evaluasi tahun ini.
Ini tamparan special buat saya pribadi buat belajar lebih banyak lagi. Karena nggak ada alasan presbem nggak keteteran akademiknya. Fyi, surya, juara 1nya itu angkatan 2014 dan ketua HIMAKU undip. Sekarang lagi nyalon presbem fk undip. Tahun lalu dia juara 3 J keren banget gaa sih… josh… guendeeng….
semoga saya bisa lebih baik lagi kedepan. Segera semhas. Belajar compre yang bener. Coass yang baik. Jadi dokter yang baik. (but, jangan pernah lewati momen2 kehidupan ini tanpa Dia, dan berbagi pada sesame mahluk Nya)
2.       saya mengajak seluruh mahasiswa FK UNS untuk banyak merenung. Sudah optimalkah kita dalam belajar? Dalam berkarya?
Cukup dijawab dalam hati dan dicari solusinya.
Barangkali benar, kita masih terlalu berada di zona nyaman :)
3.       untuk Kedokteran, 2017 sepertinya perlu diadakan evaluasi system kurikuluum. Sudah hampir 10 tahun kita terapkan system ini.
Apakah memang yang terbaik? Apakah memang ini cara yang paling pas untuk menciptakan dokter2 yang kuat dilayanan primer?
Bisa untuk masukan prodi juga.
4.       Buat Gilsuk, Peter, Asad, makasih udah ngajarin dan belajar banyak J sampe direwangi tidurr dilab. Wkwkw special buat dr. Inna, M. Neurosci, maturnuwun Do katas bimbingannya selama ini. Untuk Oddik, dan panitia OLYMPUS makasih sudah difasilitasi. Semoga semua berbalas kebaikan :)
5.       Untuk seluruh calon sejawat.
Barangkali SKDI telah menuliskan kompetensi2 yang ada untuk dikuasai, atau prodi telah menyiapkan silabus2 untuk dipelajari, tetapi kita harus terus membuka wawasan tentang apa yang akan kita hadapi nanti. Nyawa guys. Nyawa :(
Gimana mau jadi dokter yang kompeten kalo dikit2 kita udah ngeluh.
Saling menguatkan yaa… mari kita buktikan semangat kita… mari kita tunjukkan bahwa kita adalah dokter yang kompeten… 

 

But, jangan lupa arti sebuah proses. Dengan begitu dihalalkan sikut2an. No.. jangan yaa..
Semoga saya juga nggak kaburomaktan… amin

kita nggak kalah kok dari input, cuman kita harus lebih giat lagi di proses!


Ada yang udah nonton CADO-CADO? Hehe… yaa walopun banyak romance2 nya. Tapi semoga kita bisa lebih baik deh dari itu. hehe


Reminder dari Tuhan

Hari rabu kemarin saya diminta menggantikan kultum dr. Dono, dan kebetulan saya menyampaikan mengenai “musibah/ azab” yang terjadi bagi diri kita ataupun dunia ini. QS Al Hadid 22-23. 
Satu pengingat bagi diri saya pribadi, untuk tidak terlalu sedih atas apa yang luput dari diri ini. dan pengingat bagi kita bersama mungkin kita masih perlu banyak berbenah.

sering banget gini, habis ngomong, terus diuji dengan hal nyata :)
Diakhir, ulama2 mengatakan untuk masalah akhirat kamu harus senantiasa melihat ke atas, tapi urusan dunia harus sering2 melihat kebawah agar kita lebih banyak bersyukur.
Tetapi juga jangan lupa melihat keatas agar menjadikan motivasi bagi kita untuk menjadi “mahlukNya” yang lebih baik lagi.

last, do our job, and let Allah do his job for us.
Allah know and we arent, (QS. 2:30)


wallahu wa rosul bisowaf