Kepada yang terhormat “Tuan Mahasiswa”
maaf kalau nanti ucapan saya terkesan tidak sopan atau mungkin terasa karbitan, ah persetan semua sekarang terasa abu-abu tuan
maaf kalau nanti ucapan saya terkesan tidak sopan atau mungkin terasa karbitan, ah persetan semua sekarang terasa abu-abu tuan
Harus kupanggil apa ya Tuan? Kalau boleh biar akrab, aku panggil
kawan
Kawan mungkin perlu aku ceritakan tantang sedikit kisah perjuangan untuk pengingat kita semua
Mungkin bisa dikatakan semua kisah ini berawal dari tahun Sembilanbelasnoldelapan
saat para cendikiawan sadar bahwa Indonesia adalah Negeri jajahan, tahun itu kita kenal sebagai tahun Kebangkitan Nasional kawan, saat itu jenis pergerakan masih kental dengan gerakan
kedaerahan dan juga landasan berfikir mereka adalah tentang cara pengabdian,
untuk “rakyat” kawan
Setelah itu, beberapa gerakan lahir dengan berbagai latar
belakang pendirian hingga tahun sembilanbelasduadelapan para pemuda berkumpul bersama
secara lantang mendeklarasikan tentang semangat persatuan
Setelah itu, periodesasi ketika perjuangan untuk satu teriakan,
yakni Indonesia bebas dari penjajahan hingga sampai pada Sembilanbelasempatlima
Bung Karno dan kawan-kawan berhasil memproklamirkan kemerdekaan setelah ribuan
tetes darah perjuangan dikorbankan
Setelah itu, belum selesai cerita Negeri kita ini kawan, karena saat itu banyak sekali kejadian yang mungkin tak sempat kita
fikirkan, saat perjuangan yang ada terlenakan dengan nikmatnya kekuasaan, mungkin mereka
yang telah berhasil memproklamirkan sedikit lupa dengan tujuan, hingga para
kawan kita “mahasiswa” bersatu berjuang untuk menggulingkan, dengan semua kontroversi sejarah perjuangan, karena katanya kebenaran
sejarah adalah untuk mereka yang memenangkan pertarungan, semoga itu semua benar-benar berlandaskan kebenaran ya kawan
Setelah itu, tahun sembilanbelasenamlima saat perjuangan "para kawan kita"
membuahkan keberhasilan, namun sekali lagi mereka yang duduk diatas jabatan
banyak yang lupa dengan tujuan dan definisi kebenaran, ada beberapa dari bekas mahasiswa yang membelot dan tak memihak rakyat yang kelaparan, ah persetan kawan saat
kebenaran mulai rapuh dimakan negosiasi para bajingan
Setelah itu, tetap masih ada "para kawan kita" yang berjuang
diatas kebenaran, hingga tahun sembilanbelasdelapanempat keluarlah kebijakan
untuk menekan perjuangan mahasiswa kawan, kebijakan Normalisasi
Kegiatan Kampus Badan Koordinasi Kemahasiswaan, ah itu hanya akal-akalan supaya
para pembuat kebijakan bisa dengan leluasa memanfaatkan kesempatan, haha
Jangan salah kawan, kisah perjuangan tidak kandas termakan
akal-akalan, setelah itu "para kawan kita" tetap terus memperjuangkan kebenaran,
karena memang mereka sadara bahwa kita hidup bukan atas dasar penindasan, hingga sampai tahun Sembilanbelassembiladelapan yang bisa
dikatakan puncak dari perjuangan melawan rezim kedzaliman, saat seluruh
mahasiswa bersatu menuntut penurunan Soeharto dari kursi kepemimpinan, saat itu
gerakan bersatu melakukan perlawanan tak perduli akan perbedaan
Setelah itu, .
Hai kawan? Apa kabar kau disana? Aku disini melihat banyak
kejadian yang membuatku sedikit malu akan kata perjuangan
Aku melihat mahasiswa yang kerjaannya hanya
kuliah-makan-laporan-kelayapan atau malah sibuk yang-yangan,yang penting senang
Beginikah kawan? Sejarah perjuangan pun ikut menangis kawan
ketika melihat mahasiswa saat ini yang merasa diatas awan, sibuk dengan segala kesenangan, twitteran, ig-an, fb-an, path-an, apapun itu, terlena dengan semua bentuk kemudahan, malas untuk berkeringat memperjuangkan
kebenaran, merasa telah berkarya tapi hanya numpang nama, merasa tak punya dosa padahal bisanya hanya menyalahkan, mereka yang masih dapat membuang makanan
ketika rakyat menangis kelaparan atau pura-pura tak tahu karena sibuk dengan
laporan, ah persetan tak penting mengetahui arti pengabdian
Aku juga melihat mereka yang berjuang mengatasnamakan kebenaran
padahal nyata-nyata ditunggangi oleh kepentingan, ah persetan kawan, itu biasa sekarang,
tak usah heran
Beginikah kawan? Indonesia pun menangis kawan, Ketika melihat pemerintahan mahasiswa
dijadikan ajang perebutan kekuasaan, bukan untuk menyatukan langkah perjuangan, ketika totalitas perjuangan menjadi formalitas dalam ruangan, ketika
gerakan-gerakan hadir bukan untuk menyatukan tapi malah untuk ajang perpecahan, ketika
sibuk dengan amandemen AD-ART organisasi disaat rintihan penderitaan rakyat pinggiran, ketika orasi ini! Itu!
bukan untuk memperjuangkan rakyat dan kebenaran tapi hanya untuk keren-kerenan,
ketika berpandangan menjadi pimpinan dengan berbagai kepentingan tampak menawan
dan layak mendapat tepuk tangan, ketika hasutan-hasutan pembenaran dengan mudah
kita anggukkan, ketika negosiasi-negosiasi para bajingan dengan mudah kita
iya-kan, ah persetan kau kawan! Merusak idealisme perjuangan! Untuk apa ketika kekuasaan membuatmu lupa tentang definisi kebenaran, untuk apa kau menjadi mahasiswa kawan?
Kawan, apakah kalian tak malu melihat ini semua kawan? Sekarang bukan saatnya lagi
perpecahan kawan, Indonesia butuh persatuan, Indonesia butuh gerakan mahasiswa
tanpa kepentingan golongan, Indonesia butuh orang-orang yang mau berjuang, Indonesia butuh mahasiswa yang mau terjun ke masyarakat kawan, dan Indonesia mendambakan mahasiswa yang peduli kawan
Wahai mahasiswa yang punya jabatan, jangan diam melihat
kedzaliman, gerakkan masamu untuk memperjuangkan kebenaran, memperjuangkan
kepentingan rakyat kawan, yakinlah akan ada jalan, percayalah kau dengan
keberadaan Tuhan, karena Dia juga menunggu kita untuk bertindak bukan diam kawan :)
Wahai mahasiswa yang merasa tak punya jabatan, jangan malu
untuk menyampaikan pendapat ketika melihat penyimpangan, yakinlah setiap
kritikanmu dapan menjadi sebuah pertimbangan pengambilan keputusan dalam sebuah permasalahan, ketika menejemen Aksi telah dijalankan
namun tetap tidak memberikan perubahan jangan sungkan untuk ikut turun kejalan, rakyat berharap mahasiswa mau merangkul kebawah untuk kemajuan, Indonesia berharap pada kita kawan!
satu teriakan kebanggan untuk kalian yang masih memegang idealisme seorang mahasiswa "Hidup Mahasiswa!"
Demikianlah surat dengan satu titik ini saya buat karena akumulasi kerisauan-kerisauan melihat berbagai kejadian, saya tujukan kepada mahasiswa yang merasa saja, mungkin dapat menjadi bahan evaluasi kita
bersama sekaligus
menjadi cambukan bagi penulis untuk lebih memahami akan arti kehidupan dan perjuangan, bismillah
semoga tidak kaburomaktan , semoga Allah senantiasa membimbing kita menuju kebenaran
Salam Hormat,
Abdurrahman Afa Haridhi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
0 comments:
Posting Komentar