dikutip dari sharia.co.id |
Sudah cukup puas
bukan mendengar berbagai pemberitaan media akhir-akhir ini.
dari inflasi, http://radarpena.com/read/2015/04/02/17543/18/1/Kenaikan-BBM-Pemicu-Inflasi-Bulan-Maret, sampai mereka yang menanyakan kemana mahasiswa, http://www.merdeka.com/peristiwa/harga-terus-naik-masyarakat-tercekik-ke-mana-mahasiswa.html .
dari inflasi, http://radarpena.com/read/2015/04/02/17543/18/1/Kenaikan-BBM-Pemicu-Inflasi-Bulan-Maret, sampai mereka yang menanyakan kemana mahasiswa, http://www.merdeka.com/peristiwa/harga-terus-naik-masyarakat-tercekik-ke-mana-mahasiswa.html .
Ketika mendengar
kisah romantisme pergerakan masa lalu, berdebar dan kekagumanlah yang muncul
dalam hati ini. Pertanyaannya adalah harus seperti apa saat ini mahasiswa mencetak romantisme perjuangannya?
ada yang bertanya, apa benar kita
mahasiswa hanya mampu selfi atau membuat tanda (#) di smartphone pribadi?
Saya bukan orang
yang anti turun kejalan untuk aksi. Saya hanya ingin mencoba berkontribusi untuk
memberikan pandangan tentang ini.
Ini tentang Pilihan
Diskusi telah
penulis lakukan dengan beberapa orang untuk mengetahui pandangan mereka
mengenai seperti apa mahasiswa, bagaimana seharusnya mahasiswa. Ada yang
mengatakan, mahasiswa itu harus idealis, mahasiswa itu berani, mahasiswa itu dapat berkontribusi bagi bangsa dengan karya-karya
keilmuannya tidak harus demonstrasi, mahasiswa itu banyak yang reaktif, mahasiswa ya kuliah, mahasiswa itu peduli, mahasiswa itu harusnya dekat dengan rakyat, poin yang menarik adalah
mahasiswa harus berjuang melawan para pemegang kebijakan dengan idealismenya disaat mereka
disana mulai luntur idealismenya dengan negosiasi-negosiasi para kurcaci.
Kapan lagi
mahasiswa dapat berbuat untuk rakyat? Dan siapa lagi yang bisa? ingin jadi saksi sejarah atau pelaku sejarah?
Saya memahami
bahwa setiap orang memiliki pilihan porsinya masing-masing, saya tidak menyalahkan
kawan-kawan yang memutuskan untuk mencari IP 4, atau mereka yang sibuk memikirkan
kebaikan organisasi sendiri-sendiri. Tetapi coba lihat siapa yang masih bisa berjuang {dengan tanpa kepentingan} peduli dengan nasib rakyat dan bangsa ini? Anak SMA?
Tidak kawan!! harusnya KITA.
Kamu.. iya kamu
kawan, UKT mu itu disubsidi oleh uang rakyat kawan. Jangan sok nggak peduli!
dikutip dari vicharvi.blogspot.com |
Ini tentang melek Kebijakan pemerintahan
Masa kepemimpinan
Presiden Jokowi JK memang belumlah genap 1 tahun, namun {jika kita peka} ada beberapa
kebijkan yang menurut masyarakat awam ini “aneh kawan”, seperti kebijakan beliau
yang satu ini, http://u.msn.com/id-id/berita/other/jokowi-naikkan-tunjangan-mobil-pejabat-negara/ar-AAajv1e?ocid=iehp
. inikah kebijakan yang bijak disaat keadaan perekonomian yang pelik ini? atau ini?
atau kabar
kejelasan berbagai kebijakan kesehatan yang masih dipertanyakan.
saya bukanlah
seorang yang ahli dalam bidang perekonomian, ataupun hukum dan tata Negara.
Tetapi naluri sebagai rakyat jelata mampu untuk tahu kenaikan harga sembako
yang tidak wajar, atau untuk mendeteksi ketidakadilan dibidang hukum. apa kita hanya bisa DIAM?
Masyarakat mungkin terkesan sudah "jenuh" dengan berbagai kelucuan
yang terjadi di negeri para bedebah ini, atau bisa jadi masyarakat masih menahan kekesalan dan memilih
untuk tidak peduli, atau malah masyarakat yang tidak berani melawan dengan
keputusan yang ada ini. ~kita yang harus peka kawan~
Menurut opini
pribadi, memang terlalu cepat ketika muncul statement
“turunkan jokowi”. Namun tidak akan
salah ketika kita mengingatkan bapak kita yang satu ini kawan. Mengingatkan
tidak harus dengan demonstrasi, tapi dengan jenis lain dari aksi, seperti petisi,
audiensi atau publikasi hasil kajian tentang apa yang terjadi.
Kita sebagai
mahasiswa harus peka dengan isu-isu seperti ini, karena dengan ini akan memudahkan untuk mengaitkan dengan dampak yang ada dimasyarakat dan mengambil dasar permasalahan suatu kajian.
dikutip dari thekompasiana.blogspot.com |
Ini juga tentang Simpati
Dulu, cerita
romansa perjuangan, ketika mahasiswa turun kejalan rakyat pun ikut
berkontribusi. Masyarakat membantu aktivis dengan logistic dan memberikan dukungan moril. karena mereka tahu kalau sedang diperjuangkan. Namun sekarang bagaimana kawan?
Menurut
pengamatan ada beberapa hal penyebab menurunnya simpati masyarakat pada
mahasiswa, yakni Citra aksi yang mulai ternodai oleh mereka yang aksi tanpa kajian
matang, tergesa-gesa, reaktif, bagaikan hipersensitivitas
tipe 1 atau tipe cepat,
pembicaraan sedikit langsung garap, tanpa pendekatan ke masyarakat. juga
Citra Aksi yang tercemar oleh mereka yang aksi hanya untuk selfie. Kalau begini gimana rakyat mau simpati? ketika tahu, sadarlah, lalu bergerak untuk berubahlah.
Ini juga tentang Kajian dan Aksi
dikutip dari www.kaskus.co.id |
Kajian merupakan
langkah awal untuk memulai sebuah aksi. Sudah menjadi keharusan bahwa setiap aksi
wajib memiliki kajian matang mengenai hal yang ingin diadvokasian, bukan hanya sekadar
reaktif dan pembicaraan asal-asalan.
Karena kajian tanpa aksi hanyalah wacana, dan aksi tanpa kajian itu omong kosong kawan!
Beberapa hari
yang lalu di solo (karena saya domisili di solo) saya mendengar salah satu bentuk aksi
yang mengatasnamakan forum aliansi mahasiswa solo.
Melakukan sebuah
aksi turun kejalan yang menuntut turunnya harga BBM diantaranya. Setelah saya coba cari
informasi, ternyata tidak ada kajian yang baik di sini. Inilah salah satu
contoh bentuk aksi yang menurunkan semangat aksi. Kenapa? Karena akan banyak orang yang
mengatakan “tidak jelas”.
~boleh berjalan tapi ketahui dimana engkau menapak~.
~boleh berjalan tapi ketahui dimana engkau menapak~.
Ini tentang Usaha dan Perjuangan
Beberapa hari ini
saya telah mencoba mencari informasi dalam bentuk “data primer” terkait dampak langsung yang
dirasakan tentang kenaikan BBM terakhir. Dari beberapa pedagang makanan dan masyarakan menengah kebawah yang saya wawancarai
menyatakan bahwa ada sedikit penurunan harga pasar seperti cabai, sayuran. namun harga ini
dibandingkan dengan harga saat dampak kenaikan BBM sebelum ini, http://jokowi-for-presiden.blogspot.com/2014/11/resmi-harga-bbm-naik-8500liter-mulai.html. dari beberapa pengumpulan
informasi dan data didapatkan bahwa selain karena penurunan yang dilanjutkan kenaikan (lagi),
http://www.tempo.co/read/news/2015/03/27/090653479/Harga-Premium-dan-Solar-di-Luar-Jawa-Bali-Naik-Rp-500,
terdapat penurunan harga ini dikarenakan
produksi barang yang sedang melimpah, http://suarabanyuurip.com/kabar/baca/panen-melimpah-petani-cabai-terancam-rugi.
Pada komoditi beras mengalami
kenaikan dikarenakan beberapa hal, seperti penjelasan oleh Badan Pusat Satistik, http://finance.detik.com/read/2015/04/01/115649/2875707/4/sedang-panen-kok-harga-beras-maret-naik-ini-penyebabnya
.
poin apa yang ingin penulis tekankan, yakni mahasiswa juga harus peduli dan ilmiah. Mahasiswa perlu
untuk memikirkan solusi praktis ketika menyampaikan suatu permasalahan. namun yang pertama harus ditanamkan adalah berani mengangkat permasalahan. Memang
kita bukanlah seorang yang ahli dalam kebijakan fiscal misalnya, tapi
setidaknya kita berikan gambaran keadaan di lapangan tentang dampak yang
dirasakan oleh rakyat, yang kesengsaraannya tidak dirasakan oleh mereka yang
berdasi rapih disana!
Jangan hanya mencari sensasi dan citra diri, benar-benar tampung secara jujur suara rakyat lalu advokasi.
Mahasiswa hanya
perlu bersatu dengan masyarakat untuk membentuk sebuah bentuk aksi penyampaian
aspirasi, bisa dengan audiensi langsung ke DPR atau bila perlu dengan
demonstrasi.
Jika boleh
dikatakan keadaan saat ini memang belumlah sama dengan keadaan tahun 98 dimana
mahasiswa dan masyarakat sudah sama-sama merasakan “ketidaknyamanan". tapi apa lantas harus menanti dan menunggu? tanpa berbuat apa-apa? lawan ketidakadilan yang terjadi kawan!
~lebih baik diasingkan daripada berkhianat pada kebenaran~ gie
~lebih baik diasingkan daripada berkhianat pada kebenaran~ gie
dikutip dari www.berdikarionline.com |
Ini tentang Gerakan
Mahasiswa
tentu idientik dengan gerakan. Gerakan ada yang intra-kampus (BEM, Dema,
dkk) ada juga yang extra-kampus (HMI, KAMMI, GMNI, dkk). dari golongan yang
mengatasnamakan agama hingga nasionalis, semua gerakan tersebut pada dasarnya
merupakan gerakan yang bertujuan baik. Namun telah menjadi rahasia umum bahwa
perpolitikan telah memberikan banyak sekali perubahan idealisme, yang
seyogyanya idealisme menjadi salah satu kunci keistimewaan seorang mahasiswa.
Konflik ideologi,
konflik kepentingan, semua itu menjadi salah satu alasan beberapa kalangan
mahasiswa “muak” memikirkan dan mendefinisikan tentang urgensi sebuah
pergerakan. Memang, sudah barang tentu yang telah rela menjual idealisme dengan
harga murah adalah oknum-oknum yang memuakkan.
Kawan, saya
seorang muslim, Islam tidak pernah mengajarkan penyelesaian masalah dengan
menghalalkan segala cara. Atau mengajarkan
kebencian. Atau mengajarkan menebar perpecahan.
lalu sudah benarkah gerakan-gerakan yang kalian ikuti saat ini kawan?
~jangan pernah merasa benar karena saat engkau mulai merasa benar saat itulah engkau mulai salah~ rahman
lalu sudah benarkah gerakan-gerakan yang kalian ikuti saat ini kawan?
~jangan pernah merasa benar karena saat engkau mulai merasa benar saat itulah engkau mulai salah~ rahman
Secoret Solusi
1.
Alangkah bijaknya
apabila mempelajari dan mengetahui bagaimana seharusnya seorang mahasiswa berperan, tak
perlu jadi mahasiswa yang terlalu reaktif, tetapi bukan berarti tak reaktif. Tentukan
pilihan, akan berjuang pada ranah
manakah engkau. Jadi mahasiswa acuh atau …
2.
Alangkah bijaknya
apabila update tentang kebijakan. Tidak perlu banyak mencari-cari kesalahan, namun cobalah peka dalam
merasakan ketidakadilan. Ketika reseptor ketidakadilan telah
terlatih maka akan membantu dalam memulai suatu kajian dan memahami suatu
permasalahan. yang terpenting adalah beranilah untuk menentang ketidakadilan. Cobalah peduli walau sulit, agar tak disalahkan atau dipertanyakan. #kemanamahasiswa
3.
Alangkah bijaknya
apabila kita juga memahami bagaimana cara mengambil hati masyarakat, bagaimana cara menyatu dengan masyarakat,
membuat berarti untuk masyarakat, sehingga apa yang kita perjuangkan juga akan
mendapat dukungan dan apresiasi. Cobalah untuk merendah pada masyarakat, dengarkan jeritan mereka.
4. Alangkah bijaknya apabila menyadari pentingnya
kajian dan aksi, maka sejak saat ini mulailah dengan melakukan diskusi-diskusi tentang
situasi, mencoba mempelajari keadaan, tidak resisten akan keadaan social, coba
datangkan pakar-pakar dibidangnya. Sehingga ketika berada pada sebuah situasi
yang membutuhkan peran mahasiswa, kita dapat melakukan kajian dan aksi yang benar. Aksi tak harus selalu dengan turun kejalan, aksi bisa melalui audiensi, pencerdasan, atau bisa dengan petisi seperti https://www.change.org/.
5.
Alangkah bijaknya
apabila mengetahui tentang dasar permasalahan, mulailah dengan kebiasaan mengumpulkan
data atau riset. Budaya ini yang
masih kurang dikalangan mahasiswa Indonesia. karena tidak akan ada artinya ketika engkau berbicara sendirian, hanya
opini perseorangan. Maka mulailah dengan pendekatan, ambil keterangan, atas
namakan, lalu advokasikan. Inilah salah satu usaha kecil yang mampu kita
lakukan kawan.
6.
Alangkah bijaknya
apabila mencoba memahami fungsi dan urgensi masing-masing gerakan kita, cobalah
untuk menyadari bahwa kita sedang berdiri pada posisi yang beriringan, kita
butuh untuk bergandengan, kita bukan
sedang berdiri berhadapan. Cobalah untuk menghilangkan kebencian,
kedengkian, ataupun rasa haus akan kekuasaan. Coba jalin komunikasi yang baik,
gerakan-gerakan telah memiliki basis kekuatan sebagai potensi perjuangan, janganlah disia-siakan.
7.
Pada intinya
seluruh permasalahan akan kembali pada diri kita masing-masing, mari berjuang
bersama. Lakukan semampu kita dan junjung idealisme mahasiswa. Itulah
kalimat yang paling tepat untuk kita.
dari hati saya teriakkan:
" Lebih baik mati dalam melawan ketidakadilan, daripada hidup diam dalam penindasan"
Hidup
Mahasiswa!!!
Hidup
MAHASISWA!!!
HIDUP RAKYAT
INDONESIA
Abdurrahman Afa
Haridhi
BEM FK UNS
Pendidikan Dokter 2013
Pendidikan Dokter 2013
"Lebih baik mati dalam melawan ketidakadilan, daripada hidup diam dalam penindasan"
BalasHapusada yg mengatakan, singa ditakuti karena diam dan anjing dipermainkan karena gonggongannya
memang ada sesuatu yang membuat kita tertindas, tapi ingat lah para pendahulu kita yang dijebloskan ke penjara karena memegang kebenaran, mereka tertindas tetapi mereka tidak terhina.
Bukan bermaksud menggurui, tapi kita sedang berbagi ilmu tho ? Dan terima kasih solusinya. Nice !
Salam,
Ardyan Prajawan Mukti
Yang Foto Profil Facebook nya Yondaime Hokage