Kamis, 15 Januari 2015

Klakson dan Sejuta Luapan Kemarahan di Ibu Kota

Tet...tet..tet.. yang terkadang diselingi teriakan woi! terdengar lucu memang. namun inilah yang terjadi, kau tahu apa penyebabnya? kemacetan. tepat sekali! hampir seminggu aku berada disebuah kota "impian" orang, tapi menurutku tidak, kota yang katanya "keren", tapi aku melihatnya tidak. kalian tahu dimana? iya, Ibu kota negara tercinta, DKI Jakarta.
dari judul yang saya ambil merupakan realita yang ada saat ini. menurut data BPS Provinsi DKI Jakarta berdasar sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk DKI saat ini berkisar 9,604,329 dengan luas tanah 662,33 km2 yang berarti kepadatan penduduk sekitar 14,694.55 per km2. kebayang gimana padetnya?

layak memang ketika mereka marah dengan apa yang terjadi saat ini. tapi ini salah siapa? sekarang untuk perjalanan yang normalnya dapat ditempuh dalam waktu 1 jam bisa ngaret sampai 3-4 jam. mau mengeluh pada siapa? siapa yang salah kawan?
Bung Karno telah memikirkan ini saat awal kemerdekaan dahulu, bahwa jakarta ini kurang memadai untuk dijadikan sebagai Ibu Kota Negara Indonesia, dan saat itu bung Karno telah memilih Palangkaraya, Kaltim sebagai Ibu Kota Indonesia, namun setelah terjadinya pemberontakan 1965 rencana itu gagal dan tidak dilanjutkan oleh kepemimpinan selanjutnya hingga sekarang.
semoga para pemimpin saat ini tidak hanya sibuk dengan pencitraan dan pengalihan isu publik saja, mana perubahan yang engkau gembor-gemborkan PAK?
 
Berbicara mengenai kemarahan, pada dasarnya setiap orang memiliki sifat pemarah, namun hanya orang-orang yang kuat lagi bijaksanalah yang dapat mengendalikan amarahnya. seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam“Bukanlah kuat itu dengan mengalahkan musuh saat bergulat, akan tetapi kuat itu adalah orang yang bisa menguasai dirinya tatkala marah”. [HR.Bukhari Muslim dan Imam Ahmad]
dan ketika kita sedang berada dalam kondisi marah, ada beberapa kiat supaya kita dapat mengendalikan amarah kita tersebut:
1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan dia berdiri maka hendaklah dia duduk, agar kemarahannya hilang, apabila masih beleum mereda maka hendaklah dia berbaringlah” [HR. Abu Daud], jadi coba praktekkan:)
2. atau bisa dengan berwudhu, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Marah itu adalah bara api maka padamkanlah dia dengan berwudlu”.[HR.Al Baihaqi]
3. atau bisa dengan mengingat firman Allah subhanahu wata’ala: “Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya secara sembunyi dan terang-terangan dan orang yang menahan kemarahan serta memaafkan manusia, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik”.[QS.Ali Imran:2:134]

semoga Allah senantiasa menjaga kita dari hal-hal tercela.
WaAllahu 'alam bisoaf:)
 

0 comments:

Posting Komentar